Disampaikan Oleh : Akhmad Zahroni, S.Ag
pada POSBA Pekan Orientasi Siswa Baru)
MA. Darul Qur’an Bengkel
Tahun Ajaran 2009/2010
Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompieksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari.-Untuk iru siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalam hal ini diskusi merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
A. Penggunaan Metode Diskusi
Seperti telah disinggung sekilas, bahwa metode tanya jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, malah mungkin terdapat banyak jawaban yang benar. agar mendapatkan gambaran yang jelas, marilah kita perhatikan contoh pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Bilamanakah bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa kesatuan di negara kita ?
2. Mengapa peserta Sipenraaru maupun PMDK pada tahun ini menurun ?
3. Apakah siaran teievisi sebaiknya d’iurus oleh Pemerintah, atau swasta ataukah sebagian
pemerintah sebagian swasta ?
4. Mengapa burung hantu tidak berdaya pada waktu siang?
5. Siapakah di antara kalian yang setuju diadakan ulangan secara mendadak ?
6. Beberapa orang guru mengeluh bahwa daya tampung di sekolah mereka sangat berbatas.
Jalan keluar apakah yang kiranya dapat ditempuh untuk mengatasi keadaan itu ?
7. Bentuk acara yang bagaimanakah yang akan kamu pilih untuk memperingati hari
kemerdekaan di sekolah kita?
8. Berapakah perbandingan antara angka kelahiran dan kematian penduduk dunia pada saat
lahirnya bayi yang ke-5 milyar ?
9. Mengapa pada saat ini banyak remaja laki-laki yang memakai perhiasan?
10. Jalan apakah yang dapat ditempuh untuk mengurangi penderitaan rakyat di Afrika Selatan?
Perhatikanlah sifat-sifat pertanyaan di atas. Pertanyaan no. 1,4 dan 8 memerlukan jawaban berfakta, jadi pertanyaan tersebut bukan diskusi melainkan tanya-jawab. Pertanyaan no. 5 hanya memerlukan pemungutan suara, tidak akan menjadi diskusi bila guru tidak meminta pendirian serta alasan siswa. Nomor 3 dan 9 meminta pertimbangan tentang fakta-fakta, maka diskusi menjadi hidup, karena akan muncul berbagai pandangan yang dapat dibenarkan. Sedangkan nomor 6, 7 dan 10 membutuhkan rencana bertindak dari pihak siswa, dan mengandung kemungkinan jawaban lebih dari satu.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi :
1) Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
2) Tidak menanyakan “Manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada
“mempertimbangkan dan-membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling
baik. pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil. manakah yang akan lebih
memberikan manfaat.
3) Menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.
B. Peranan Guru atau Pemimpin Diskusi
Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagajmana yang dapat dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah ? Selama diskusi pemimpin atau guru kelas melihat adanya sejumlah jawaban yang mungkin, kemudian memilih jawaban yang dianggap merupakan jawaban yang setepat tepatnya. Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan? Tindakan apakah yang sudali direncanakan ? Siapa yang melaksanakan, dan bilamana ?
C. Kebaikan Metode Diskusi
1) Siswa belajar bermusyawarah
2) Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing
3) Belajar menghargai pendapat orang lain
4) Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
D. Kekurangan/Kelemah an Metode Diskusi
1) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari poko persoalan
2) Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
3) Membutuhkan waktu cukup banyak.
E. Jenis-jenis Diskusi
1) Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhi
2) Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.
3) Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jumlah anggota tidak lebih dari 15
anggota.
4) Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
5) Brainstorming
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
6) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
7) Colloqinin
Merupukan suatu kegiatan dimana siswa mahasiawa dihadapkan pada nara sumber untuk
mengajukan pertanyaan. selanjutnya mengandung pertanyaan-penanyaan tambahan dari
sisxva. mahasisxva yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran yang telah diterima.
Pemimpin diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa unluk belajar memimpin. Kecakapan memimpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang .yang belum berpengalaman memimpin diskusi, suatu saat dapat menjadi kebingungan apabila terjadi pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi. seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada teman yang lain untuk Tnengemukakan pendapat. Demikian pula diantara peserta diskusi saling bertentangan pendapatnya, bagi pemimpin yang belum trampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga seringkali diskusi berakhir lanpa adanya suatu kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal lata cara diskusi, rnereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatau pendapat yang menarik. Juga serins terjadi beberapa siswa belum memahami persoalan .sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibat suasana menjemukan dan tidak dapat-melihat kemajuan-kemajuan apa yang telah dicapai.
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut diatas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh ketrampilan pemimpin yang pada hakikatnya dapat dipelajari.
Prof. DR. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Metodologi Guruan Nasional” mengemukakan tiga peranan pemimpin diskusi ialah sebagai :
1) Pengatur lalu lintas
2) Dinding penangkis
3) Penunjuk jalan
4) Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas
Sebagai seorang pemimpin. la berhak untuk :
- Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota
- Menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak
- Mencegah dikuasai’nya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
- Membuka kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka
- Mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat para peserta. la akan belajar bagaimana mendorong si pendiam untuk ikut serta dan bagaimana mencegah anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Untuk membatasi orang yang senang berbicara, misalnya dapat dikatakan : “Baik. saya rasa pendapat anda itu telah dituangkan dengan jelas, coba mari kita lihat beberapa pendapat yang lain”. Atau kepada si pendiam : “Tina, kami belurn mendapat kesempatan mendengarkan pemikiranmu tentang hal ini, bagaimana pendapatmu ?”. Di sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tertekan, marah, dan rendah diri.
Pemimpin sebagai dinding penangkis
Dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola pada dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalarn kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila ada pertanyaan yang muncul, pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang baik, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai hal ini ?”.
Kepada si pendiam :”Mungkin, Rini akan mengemukakan pendapat atau anggota yang lain?”. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak sebagai penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat dilanjutkan
Dalam diskusi sering terjadi siswaan tidak menyadari struktur pokok diskusi -mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan- dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah yang perm dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
- Apakah masalah yang dihadapi?
Pemimpin’periu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila perlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
- Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki -sebelum diskusi dilanjutkaan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
8) Panel
Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peseita akan adanya masalah-masalh yang masih dipecahkan lebih lanjut.
9) Simposium
Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek. yang masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umiun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus.
10) Seminar
Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar